Kamis, 27 Agustus 2009

Facebook oh Facebook


Kali pertama dia memberi passwordnya padaku, ada perasaan senang, bangga pada diriku. Aku merasa di hargai, di beri kepercayaan penuh. Banyak lah.
Awalnya aku hanya membaca baca statusnya saja tanpa melakukan apa apa. Cuma melihat lihat siapa Saja Yang lewat di Facebooknya.Tapi kesininya aku lebih sering buka Facebooknya di banding punyaku sendiri. Aku lebih sering update statusnya dibanding status Facebook ku sendiri. Tidak hanya itu, aku mulai memperhatikan teman temannya. Mulai memperhatikan siapa dan bagaimana temannya komentar terhadap status ataupun fotonya. Lebih parahnya lagi orang orang yang aku " curigai" itu pun mulai aku lihat profilnya. Lantas aku begitu ingin tahu tentang wanita itu. Aku mulai melihat pesan yang telah dibacanya. Kalau yang belum di baca aku tetap tak mau walaupun dia memberi akses penuh untuk itu tapi Aku menghormatinya sebagai pemiliknya.
Dari sini semua berawal. Aku mulai mempertanyakan semuanya. Perempuan itu siapa. Teman dari kapan. Sejauh mana. Aku mulai di landa kecamuk ketika ku baca ke setiap temannya dia bercerita tentang mantannya yang sudah almarhum. Aku menangkap gumpalan rasa yang tertinggal.
Aku seperti paranoid. Tanpa bisa di handle aku menginterogasinya, kadang dia bisa sabar menjelaskan, tapi kali lain mungkin karena capek dengan rutinitasnya atau memang buat laki laki hal itu tidak usah dibahas, hal itu menyulut hubungan yang tidak enak.Kadang terjadi misscommunication. Walau berbaik baik lagi , besoknya saling panas lagi ketika dia bermaksud bercanda tentang seorang yang memujinya seperti Okan Cornelius. Begitu sering terjadi.
Kini Aku pikir lebih baik Aku lupakan Passwordnya daripada pagi pagi bete karena dia menggodaku dengan mengatakan bahwa sang Cewek begitu setia komentar di statusnya. Atau siang siang sakit hati karena dia memarahiku ketika menanyakan bgaimana dulu dia dengan mantannya
Aku pikir lebih baik aku tidak tahu saja tentang masa lalunya dan membiarkandia apa adanya datang untuk masaku sekarang dan Insya Allah di masa mendatang tanpa mempertanyakan banyak hal dan membiarkan hari hari dan rasa mengalir begitu saja. Dan mulai mempercayai bahwa waktu akan menjawab semuanya.

Selasa, 18 Agustus 2009

Menyanyi


Pada suatu ketika di kamp konsentrasi hiduplah seorang tahanan yang meskipun sudah dijatuhi hukuman mati, namun tetap tidak mersa takut. Sebaliknya ia malah merasa tetap merdeka. Pada suatu hari ia tampak sedang bermain gitar di tengah lapangan penjara. Sejumlah besar orang berkumpul di sekelilingnya untuk mendengarkan alunan musik yang ia mainkan sehingga di bawah pengaruh musik itu mereka jadi tidak takut lagi.Ketika pembesar penjara melihat ini, mereka pun melarangnya.
Akan tetapi hari berikutnya orang itu kembali bernyanyi dan bergitar dengan orang yang jumlahnya lebih besar lagi. Melihat hal itu, dengan marah para petugas menyeretnya dan memotong jari tangannya.
Hari berikutnya ia tetap bernyanyi dan bermain musik dengan dengan jari yang berdarah. Orang yang datangpun bersorak sorai. Para penjaga berang dan membanting gitarnya sampai hancur berantakan.
hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya. Nyanyian yang sangat indah tanpa alunan musik. begitu merdu dan menyentuh hati hingga banyak yang bergabung dan bernyanyi dengan sepenuh hati. selama merka bernyanyi dengan hati, mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya. jiwa mereka jadi tak dapat ditaklukan. kali ini penjaga marah dan memotong lidah mereka. Penjara pun jadi hening.
semua orang heran ketika hari berikutnya ia kembali sambil berlenggang dan menari dengan nyanyian yang tak dapat didengar kecuali oleh dirinya sendiri. segera saja semua orang bergandeng tangan menari disekitarnya,sementara penjaga berdiri mematung dengan kekaguman.

Menyanyi sungguh merupakan aktifitas sederhana yang memiliki kekuatan yang besar untuk diri sendiri maupun yang mendengarkan. Mengalirkan antusiasme. Para ahli mengatakan tangisan bayi merupakan nyanyiannya sendiri. Di usia playgroup diajarkan bernyanyi, ketika remajapun ada kegiatan bernyanyi bersama dalam konser musik. Di usia dewasapun tak ketinggalan di perdengarkan acara yang mengingatkan akan lagu lama dan nostalgia. di kantor atau di ruang tunggu di perdengarkan musik lembut. Bagi sebagian orang bernyanyi ternyata mampu menurunkan tekanan beban mental akibat bekerja seharian.
Semangat tentara muncul ketika menyanyikan lagu yang membangkitkan semangat. Demikian besarnya pengaruh musik hingga ada penelitian di Ohio university bahwa orang yang setiap hari bernyanyi dengan ketulusan hati ternyata mampu memperpanjang usia dan menghindarkan dari penyakit yang berhubungan dengan metabolisme dan sistem pembuluh darah. Disebuah rumah sakit, salah satu terapi yang ampuh adalah dengan bernyanyi. Setiap hari pada jam tertentu pasien masuk ke ruang musik dan mengekspresikan diri dengan bernyanyi bersama. Alhasil tingkat kegelisahan pasiendapat di kendalikan dan hubungan sosial pun dapat ditingkatkan. Sayangnya banyak orang enggan bernyanyi karena takut salah dinilai orang. Menyanyi yang benar adalah karena ungkapan dari dalam diri. bahkan ketika mulut tak bisa bernyanyi siulanpun dan bergumam cukup. Menyanyi yang sesungguhnya bukan bisa atau tidak. Atau karena punya suara yang indah. Menyanyi yang sesungguhnya adalah nyanyian hati yang diliputi syukur dan sukacita yang didasarai ketulusan dan kerendahan hati.
Mari kita bernyanyi selagi ada kesempatan. mari kita mulai hjari yang penuh tantangan dan ketidakpastian dengan nyanyian optimisme dan penuh harapa.
Selamat benyanyi........


Minggu, 16 Agustus 2009

Pria dalam Keutuhan wanita


Engkau mungkin bisa membangun istana
yang megah dan gemerlap, atau
Engkau mungkin bisa menjadi kaisar yang wilayahnya
tak pernah melihat matahari terbenam, atau
Engkau bisa menumpuk semua berlian dan mutu manikam
setinggi Himalaya,

tetapi

Engkau tidak akan menjadi pria yang utuh keberhasilannya,

jika matamu tak termanjakan oleh gemulai keanggunan wanitamu,
jika telingamu tak terbuai oleh suara merdu wanitamu,
jika sentuhanmu tak bersambut dengan kelembutan kulit wanitamu,
jika hidungmu tak terkesima oleh aroma kesurgaan wanitamu,
jika sukmamu belum berpendar di dalam keindahan jiwa wanitamu,
dan
jika Engkau belum mengutuhkan singgasana terindah
bagi wanitamu di hatimu,

yaitu

jika Engkau belum sepenuhnya mencintai wanitamu.

Indahkanlah ini di hatimu,
bahwa

Engkau menjadi yang terkaya,
jika Engkau menjadikan wanitamu sebagai perhiasan terindahmu.

Mario Teguh

Jumat, 14 Agustus 2009

Diam

Dalam diamnya engkau kutemukan butir butir mutiara rindu
Dalam diamnya engkau kutemukan butiran embun penyejuk kalbu
Dalam diamnya engkau ku merindu

Design By vio Templates Blogspot @ Tips Collections